Mie
adalah makanan asal Asia yang amat go international dan terkenal. Sejak
ribuan tahun lalu mie diciptakan di negeri China dan mie terus
beradaptasi dengan berbagai bangsa. Di Indonesia, mie dimodifikasi
menjadi beragam masakan. Ada mie aceh, mie makassar, sampai mie item dan
mie dari sayuran yang unik. Fenomena mie instan dimana konsumsi mie
instan per orang di Indonesi adalah 75 bungkus perbulan yang akhirnya
memunculkan berbagai merek di pasar dan gencarnya program marketing dari
produsen mulai dari iklan, below the line, above the line mencerminkan
mie memang jenis makanan yang fenomenal di Indonesia.
Salah
satu pelopor wisata kuliner Aceh adalah Rumah Makan Mie Aceh Seulawah
yang dikelola Hj Ratna Dwikora SH (46). Beragam menu Tanah Rencong
disajikan antara lain gulai ikan hiu, kepala ikan, keumamah (ikan
kayu), paeh engkout bileh (pepes), sayur pliu, sambal ganja, mi aceh dan
masih banyak lagi. “Ini adalah masakan rumahan dan menu sehari-hari
orang Aceh. Awalnya memang banyak orang Aceh yang makan di sini. Mereka
seperti pulang ke rumah dan menyantap masakan ibunya. Belakangan ini
selain orang Aceh, banyak juga masyarakat non Aceh yang suka,” kata
Ratna Dwikora yang membuka rumah makannya di Bendungan Hilir persis di
depan Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo atau terletak di Karet Tengsin di
belakang Hotel Sahid.
Hj Ratna Dwikora SH, alumnus Fakultas Hukum
Unsyiah mulai buka usaha ini sejak 15 tahun lalu dengan bumbu-bumbu
racikan tangan ibundanya, Hj. Fatimah. Pertama kali dibuka pada tahun
1995 di samping Kantor Departemen Agama Jakarta Selatan di daerah
Warung Buncit. Sejak 1997 pindah ke Jl KH Mas Masyur Karet Tengsin dan
mulai Januari 2003 pindah kelokasi saat ini dengan suasana baru yang
full AC sesuai permintaan banyak konsumen setia. Kala itu, ia ingin
memulai kuliner yang unik. Apalagi dalam pandangannya, kuliner yang
lengkap menyajikan menu Aceh masih bisa dihitung dengan jari. “Saya
membuat brosur dan pasang iklan sebulan penuh di koran ibukota untuk
memperkenalkan usaha. Saya juga menghubungi kantor komunitas masyarakat
Aceh.”.
Dengan
peluang usaha yang besar dan pesaing sedikit maka program marketing
yang dipilih adalah dengan membuat brosur, pasang iklan dan akhirnya
berkembang kearah word of mouth marketing dan dalam waktu relatif
singkat usaha Rumah Makan Mie Aceh Seulawah dikenal orang. Ia pertama
kali menerima pesanan katering untuk 300 tamu dari wakil jaksa agung.
Acara itu juga dihadiri gubernur Sumatera Utara ketika itu, Raja Inal
Siregar. Ketika mantan Panglima Aceh Tengku Johan punya hajat di salah
satu hotel berbintang, Ratna juga diminta menyediakan salah satu
hidangan.
Rumah Makan Mie Aceh Seulawah juga menjadi tempat
favorit pejabat, selebriti tanah air hingga pemburu kuliner di
Indonesia. Hasil kerja keras dengan melakukan berbagai trik marketing
tersebut kini bisa terlihat jelas dengan ditampilkannya beberapa tulisan
surat kabar, tabloid dan majalah yang dicetak dalam ukuran besar
dijadikan hiasan dinding yang dicat warna krem dicampur coklat. Dinding
ruangan juga dihiasi puluhan piring porselen yang memuat kesan dan
tanda tangan milik sejumlah orang-orang terkenal Indonesia. Antara lain
ada aktor Slamet Rahardjo Djarot, Butet Kertaredjasa, Bondan Winarno,
pembawa acara kuliner Trans TV dan lain-lain.
“Hampir semua
pejabat Aceh, mulai bupati sampai Pak Gubernur yang setiap kali tugas ke
Jakarta sering mampir ke sini. Juga Keluarga Bapak Ibrahim Hasan,
Keluarga Bapak Hasan Meutarum, Keluarga Bapak AR Ramli, Keluarga Bapak
Bustanil Arifin, Bapak Syamsudin Mahmud, Keluarga Bapak Abdullah Puteh,
Bapak Hasbalah M Saad, Bapak Ridwan Ramli. Akhir-akhir ini, Butet
Kartaredjasa termasuk rajin ke Rumah Makan Mie Aceh Seulawah. Selebriti
lain seperti pasangan Tengku Firmansyah & Cindy , Ibu Ani Sumadi dan
Helmy Yahya pun sering datang karena sangat menyukai masakan kami.”
kata Ratna Dwikora yang berasal Sigli ini. Untuk membuat masakan Aceh
yang kaya bumbu Ratna Dwikora bahkan rela mendatangkan bumbu langsung
dari Aceh, mulai dari jintan, kapulaga, lada, jahe, merica, sampai
cengkih. “Bumbu khas masakan Aceh adalah asam sunti, ini belimbing sayur
yang dikeringkan.”
Mie Aceh Seulawah
Mie-nya berwarna kuning menyala, berdiameter sedang. Kuah kentalnya yang berwarna cokelat mengeluarkan aroma seafood dan herbal kuat, sesuai dengan citarasanya yang juga garang. Secara umum, rasanya seperti kari, tetapi dengan tendangan bawang merah yang lebih mantap. Di Malaysia, mie seperti ini kebanyakan dijual oleh orang India Muslim atau Pakistan, dan dikenal dengan nama Mie Mamak.
Mie-nya berwarna kuning menyala, berdiameter sedang. Kuah kentalnya yang berwarna cokelat mengeluarkan aroma seafood dan herbal kuat, sesuai dengan citarasanya yang juga garang. Secara umum, rasanya seperti kari, tetapi dengan tendangan bawang merah yang lebih mantap. Di Malaysia, mie seperti ini kebanyakan dijual oleh orang India Muslim atau Pakistan, dan dikenal dengan nama Mie Mamak.
Bisa dipesan sebagai mie goreng
maupun mie kuah. Bumbunya persis sama, tetapi yang versi kuah ditambah
air. Disajikan dengan emping melinjo dan acar bawang merah. Klopnya,
menu ini disandingkan dengan jus timun (timun kerok), sesuai dengan
konsep yin-yang, yaitu keseimbangan antara bumbu yang kuat dengan
minuman yang segar dan menyejukkan. Mi Aceh Spesial dengan seekor
kepiting utuh dibandrol Rp 50.000. Tetapi, untuk Mi Aceh dengan lima
ekor udang kupas ukuran sedang dapat dinikmati dengan Rp 17.500 saja.
Tetapi, bila alergi makanan laut, juga dipesan versi ayam.
Menu Menu Favorit Lain Di Rumah Makan Mie Aceh Seulawah
Salah satu menu favorit Rumah Makan Mie Aceh Seulawah adalah ikan kayu
yang semangkuk kecil harganya Rp 7.000. Ini ikan tongkol yang
diperlakukan secara istimewa. Setelah direbus, ikan dijemur sampai
benar-benar kering. Untuk panas normal, butuh waktu sekitar empat hari
sampai ikan mengeras seperti kayu. “Bisa tahan sampai setahun, lho. Nah,
sebelum dimasak, ikan direndam dulu semalaman. Setelah empuk, diserut
kecil-kecil dan dimasak tumis kering atau dimasak bersama cabai hijau.
Pada mulanya ikan kayu ini adalah makanan untuk dibawa sebagai bekal
untuk perang melawan penjajah.
Menu favorit lainnya sayur pliu yang
dipatok harga Rp 10.000. Ada lagi sambal ganja yang harganya Rp 8.000.
Bukan ganja beneran tapi sambal ganja yang dibuat dari udang rebus plus
bumbu-bumbu segar. “Rasanya pedas segar. Setelah makan, membuat orang
terkantuk-kantuk. Makanya dibilang seperti ganja. Yang juga khas adalah ikan hiu, seporsi Rp 20.000
Menu favorit pengunjung adalah Bebek Gule dan Kari Kambing.
Bebek dimasak dengan cara digulai dengan bumbu khas Aceh yang pekat dan
legit ini merangsang selera makan. Disantap bersama nasi putih hangat
atau dimakan begitu saja sama enaknya. Daging kambing diolah bersama
bumbu kari ini juga tak kalah sedap. Dimakan bersama nasi putih atau
roti cane, yaitu terbuat dari kulit martabak yang digoreng, juga
maknyus.
Putu kuah adalah menu khusus
yang disediakan Rumah Makan Mie Aceh Seulawah yang terletak di Jalan
Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta dan dalam sehari rumah makan khas Aceh
itu menyediakan 40-60 lembar putu dengan kuah rasa durian atau nangka.
Per porsi dijual Rp 10.000. Putu kuah tersebut dibuat dari tepung ketan
dan disiram dengan kuah santan yang dicampur dengan adonan buah durian
atau nangka.
Yang pantas juga dipesan air mentimun atau rujak Aceh
di rumah makan ini Air mentimun yang segar dan Rujak Aceh seperti rujak
serut, namun berkuah bening dan sedikit pedas, memang cocok untuk
dijadikan penutup usai bersantap sajian yang berbumbu pekat ini. Selagi
menunggu pesanan, nikmati dulu Timphan atau kudapan yang terbuat dari
tepung beras berisi sarikaya yang beraroma nangka dan dibungkus daun
pisang muda yang gurih sebagai perangsang selera makan.
Setiap
hari, sejak pukul 16.00 WIB sampai tiba jam tutupnya, rumah makan ini
juga menggelar tenda di bagian depan yang menyediakan Mi Aceh, Martabak Aceh, serta Nasi Goreng Kambing.
Untuk Mi Aceh Seulawah, pengunjung dapat memesan berupa mi goreng, mi
rebus atau mi kuah. Uniknya mi yang dipakai dibuat sendiri. Berwarna
kuning kunyit, mi ini tidak mengembang saat diolah dan terasa mulur
ketika disantap.
Khusus hari Jumat Rumah Makan Mie Aceh Seulawah menyediakan Nasi Briyani,
seperti nasi kuning dengan bumbu pekat dan potongan daging kambing,
yang dijual per porsi Rp. 9.000. Selain dimakan di tempat, Nasi Briyani
ini juga dapat dipesan untuk dibawa pulang.
Jangan menyebut diri
pecinta kuliner, apabila belum sempat mencoba menu-menu favorit dari
Rumah Makan Mie Aceh Seulawah ini. Ayo segera kunjungi:
RUMAH MAKAN MIE ACEH SEULAWAH
Depan Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo
Telepon: 021 5708660
- Menyediakan Hidangan Khas Aceh
- Layanan Pesan Antar (Delivery Service)
- Nasi Kotak Hidangan Nasional ataupun Aceh
- Catering Service Lengkap
- Katering Pesta Pernikahan
Depan Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo
Telepon: 021 5708660
TESTlMONIAL:
Setelah mencoba desain logo sendiri dan dilombakan secara internal perusahaan gak ada hasil yang memuaskan, kami menemukan situs. Semula coba-coba dulu membuat desain logo untuk usaha kami, 3 hari kemudian kami dikirim hasil desain logo pertamanya. Terkejut juga ya, karena desain dan paduan warnanya sangat cocok dengan keinginan kami seperti yang kami tuangkan dalam kreatif brief yaitu CANTIK dan ELEGAN sehingga beberapa perubahan berikutnya hanya tinggal revisi kecil-kecilan saja. Kami sangat senang dengan kerja tim Akarapi Indonesia. – Heru & Retno Dwikora
Setelah mencoba desain logo sendiri dan dilombakan secara internal perusahaan gak ada hasil yang memuaskan, kami menemukan situs. Semula coba-coba dulu membuat desain logo untuk usaha kami, 3 hari kemudian kami dikirim hasil desain logo pertamanya. Terkejut juga ya, karena desain dan paduan warnanya sangat cocok dengan keinginan kami seperti yang kami tuangkan dalam kreatif brief yaitu CANTIK dan ELEGAN sehingga beberapa perubahan berikutnya hanya tinggal revisi kecil-kecilan saja. Kami sangat senang dengan kerja tim Akarapi Indonesia. – Heru & Retno Dwikora
(Sumber)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !