Perhiasan
berupa leontin ini bermotif tradisional Aceh yang disebut Pinto Aceh
(Pintu Aceh). Motif ini hanya salah satu dari ratusan motif perhiasan
tradisional Aceh. Sekarang motif ini selain ada yang masih buatan
tangan perajin emas, ada juga produksi massal, dan banyak dijual
sebagai cindera mata yang banyak peminatnya.
Sejak dahulu motif inipun sudah terkenal. Seingatku waktu masih
kanak-kanak cukup banyak ibu-ibu di Medan yang mempergunakan motif
Pintu Aceh ini sebagai liontin. Aku sangat kagum dengan ukiran yang ada,
penuh dengan ditel rumit. Sepintas aku dengar cerita motif ini berasal
dari pintu rumah tradisional Aceh.
Motif
ini diciptakan tahun 1935 oleh Mahmud Ibrahim, perajin emas dari Blang
Oi. Karena kepiawaiannya membuat perhiasan ia dipanggil orang dengan
Utoh Mud. Utoh Mud memperoleh sertifikat resmi atas keterampilannya itu
dari pemerintah Belanda di Kutaraja (Banda Aceh) pada tahun 1926. Saat
itu ia hanya membuat satu jenis perhiasan dengan motif Pinto Aceh,
yaitu bros. Kini sudah ada cincin, leontin dan tusuk sanggul dengan
variasi motif Pinto Aceh ini.
Pinto
Aceh berbentuk ramping dengan jeruji-jeruji yang dihiasi motif
kembang ditambah lagi sebagai pelengkap dengan rumbai-rumbai sepanjang
kedua sisi.
Desain
Pinto Aceh diperoleh dari monumen peninggalan Sultan Iskandarmuda
bernama Pinto Khob . Monumen tersebut yang sekarang di sekitarnya
dijadikan taman rekreasi, terletak di tepi sungai (krueng) Daroy,
konon dulunya sebagai pintu belakang istana Keraton Aceh khusus untuk
keluar masuknya permaisuri Sultan Iskandar muda beserta
dayang-dayangnya kalau sang permaisuri menuju ke tepian sungai untuk
mandi. Sekarang ini taman tersebut diberi nama Tanian Putroe Phang
(Taman Putri Pahang), nama sang permaisuri.
Dari desain gerbang kecil Pintu Khob itulah diambil motif untuk perhiasan yang bernama Pinto Aceh ini.
Refernsi: http://souvenir-atjeh.blogspot.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !